Belanda datang kembali ke Indonesia melalui misi Sekutu yang ingin
melucuti senjata dan memulangkan para interniran. Belanda Ingin
menegakkkan kekuasaannya kembali di Indonesia. Akibatnya, dibeberapa
daerah pada awal kemerdekaan terjadi gejolak sosial yang mengakibatkan
terjadinya pertempuran antara pihak Indonesia dan Jepang serta Belanda
yang membonceng Sekutu. Melihat posisi Jepang yang condong pada Sekutu,
para pemuda yang bergabung dalam BKR betekad melucuti senjata dan
mengambil alih kekuasaan dari tangan Jepang.
Bangsa Indonesia dengan sekuat tenaga melakukan perlawanan guna
tetap menegakkkan kemerdekaan kedaulatan Negara Republik Indonesia.
Musuh dari luar yang dihadapi bangsa Indonesia dalam mempertahankan
kemerdekaan adalah pasukan Jepang dan Sekutu. Untuk menghimpun kekuuatan
maka para pemuda segera membentuk badan-badan perjuangan. Tekad
perjuangan kaum muda diasalurkan melaui Komite Van Aksi. Van Aksi
mempelopori pengambilalihan kekuasaan dan pelucutan senjata sehingga
terjadi pertempuran-pertempuran sengit antara pemuda Indonesia dan
Jepang di berbagai daerah berikut ini :
- Jakarta Pada tanggal 19 September 1945 di Jakrta berlangsung rapat umum di Lapangan Ikada dalam rangka unjuk rasa semangat kemerdekaan. Rapat tersebut mendapi ancaman dari tentara Jepang. Akibatnya sikap antipati yang ditunjukan Jepang beberapa hari kemudian para pejuang BKR dan pemuda menyerbu gudang senjata Jepang di Cilandak.
- Bandung Para pemuda dan kaum buruh mengadakan perampasan senjarta baik digudang maupun pabrik senjata di Lapangan Terbang Andir. Disamping itu, para pelajar dan pemuda mantan Peta mberhasil melucuti senjata pasukan panser Jepang.
- Surabaya Rakyat dipelopori BKR merebut komplek penyimpangan senjata Jepang dan pemancar radio di Embong Malang.
- Semarang (Pertempuran 5 Hari Di Semarang) Pada tanggal 15-20 Oktober 1945 terjadi pertempuran antara pejuang Indonesia dan Jepang yang dikenal dengan peristiwa Pertempuran Lima Hari di Semarang. Peristiwa ini diawali dengan adanya desas-desus bahwa Jepang telah meracuni cadangan air minum penduduk di Candi. Untuk membuktikan kebenaran desas-desus tersebut. Dr. Karyadi sebagai Kepala Laboratorium Pusat Rumah Sakit Semarang melakukan pemeriksaan. Pada saat sedang memeriksa sumber air tersebut, dr. Karyadi ditembak Jepang. Gugurnya dr,. Karyadi menimbulakn kemarahan penduduk Semarang sehingga terjadi pertempuran. Pertempuran ini banyak menimbulakn korban jiwa di kedua belah pihak. Dipihak semarang sekitar 2.000 orang gugur dan dari pihak Jepang 100 orang tentaranya juga tewas. Untuk mengenang peristiwa di Semarang didirikan Monumen Tugu Muda Semarang itu, untuk mengenang jasa dr. Karyadi, namanya diabadikan menjadi nama sebuah rumah sakit umum di Semarang.
- Aceh Di Aceh, setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia para pemuda berhasil merebut beberapa kota, diantaranya adalah Bireun. Jepang bermaksud merebut kota itu kemudian kembali mengerahkan pasukan dari Lhokseumawe, tetapi para pemuda berhasil mencegatnya di Krueng Panjoe. Pertempuran itu berlangsung sengit yang mengakibatkan 28 orang Jepang tewas dan senjata mereka dirampas (24 November 1945).
- Surakarta Markas Kampetai di Surakarta dikepung oleh rakyat. Pertempuran sengit pun terjadi. Seorang pemuda bernama Arifin gugur. Untuk mengenang jasa Arifin di abadikan menjadi nama sebuah Jembatan di Surakarta.
Catat Ulasan